Facebook

Icon Icon Icon Icon Follow Me on Pinterest

Selasa, 18 Mei 2010

Batalnya wudlu sebab disentuh wanita

Masalah:
Ada dua pendapat menurut as-syafi’i tentang batalnya wudlu bagi orang yang disentuh perempuan lain yang dipermasalahkan : manakah yang paling utama untuk kita ikuti? Mengikuti pendapat kedua dari imam syafi’i itu atau pindah madzab lain? Dan bagaimana hukumnya pindah madzab pada waktu itu?

Jawab:
Mana yang lebih utama, ada dua pendapat:
Pertama        : boleh memilih antara qoul tsani dan pindah madzab lain.
Kedua                : lebih baik taqlid pada qoul tsani.
Sedangkan pindah madzab pada waktu tertentu adalah boleh.

Dasar Pengambilan Dalil:
1. Hasyiyah ibnu Hajar ala al-adloh fi manasiki al-hajj li al-nawawi, hal. 236
وَفِى الْمَلْمُوْسِ قَوْلاَنِ لِلشَّافِعِى رَحِمَهُ اللهُ، أَصَحُّهُمَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَصْحَابِهِ أَنَّهُ يَنْتَقِضُ وُضُؤْءُهُ وَهُوَ نَصُّهُ فِى أَكْثَرِ كُتُبِهِ. وَالثَّانِى لاَ يَنْتَقِضُ وُضُوْءُهُ وَاخْتَارَهُ جَمَاعَةٌ قَلِيْلَةٌ فِى أَصْحَابِهِ وَالْمُخْتَارُ الأَوَّلُ.
Artinya:
Yang ashoh dan kedua pendapat menurut kebanyakan santrinya (sahabatnya) hal itu merusakan (membatalkan) wudlunya. Pendapat itu merupakan nash dari imam syafiI dalam kebanyakan kitabnya sedangkan pendapat kedua tidak membatalkan wudlunya dan pendapat ini dipilih oleh kelompok kecil dari santrinya. Yang muhtar (terpilih) adalah pendapat yang pertama.

2. Bughyatul Mustarsyiddin, 9
يَجُوْزُ تَقْلِيْدُ مُلْتَزِمِ مَذْهَبِ الشَّافِعِىّ غَيْرَ مَذْهَبِهِ أَوِ الْمَرْجُوْحَ فِيْهِ لِلضَّرُوْرَةِ أَىْ الْمَشَقَّةِ الَّتِى لاَ تُحْتَمَلُ عَادَةً . وَفِى سَبْعَةِ كُتُبٍ مُفِيْدَةٍ ص مَانَصُّهُ : وَاعْلَمْ أَنَّ الأَصَحَّ مِنْ كَلاَمِ الْمُتَأَخِّرِيْنَ كَالشَّيْخِ ابْنِ حَجَرٍ وَغَيْرِهِ أَنَّهُ يَجُوْزُ الإِنْتِقَالُ مِنْ مَذْهَبٍ إِلىَ مَذْهَبٍ مِنَ الْمَذَاهِبِ الْمُدَوَّنَةِ وَلَوْ لِمُجَرَّدِ التَّشَهِّى سَوَاءٌ انْتَقَلَ دَوَامًا أَوْ بَعْضَ الْحَادِثَاتِ.
Artinya:
Boleh taqlid (mengikuti) bagi yang tetap yang tetap madzab imam syafiI pada selain madzabnya, atau pada pendapat yang marjuh karena dhorurot. Artinya masyakot (sulit) yang tidak menjadikan kebiasaan. Dalam kitab sabatul kutubi almufidah di jelaskan : ketahuilah sesungguhnya yang ashoh menurut pendapat ulama mutaakhirin (yang akhir-akhir) seperti syekh ibnu hajar dan lainnya. Yaitu boleh pindah madzab kemadzab lain dari beberapa madzab yang telah dibukukan, meskipun hanya untuk keinginan, baik pindahnya itu untuk selamanya atau didalam sebagian kejadian.

3. Sabatu Kutubi al-mustafidah, hal. 160 (belum ditulis)
الأَصَحُّ أَنَّ الْعَامِىَ مُخيَّرٌ بَيْنَ تَقْلِيْدَ مَنْ شَاءَ وَلَوْ مَفْضُوْلاً عِنْدَهُ مَعَ وُجُوْدِ الأَفْضَلِ مَا لَمْ يَتَتَبَّعْ الرُّخَصَ، بَلْ وَإِنْ تَتَبَّعَهَا عَلىَ مَا قَالَهُ عِزُّ الدِّيْنِ ابن عَبْدِ السَّلاَمِ وَغَيْرُهُ.
Artinya:
Yang ashoh, sesungguhnya orang awab (al-am) boleh memilih antara mengikuti pendapat orang yang dikendaki meskipun pendapat yang diungguli disisinya, padahal ada yang lebih afdlol. Selama ia tidak berturut-turut mengikuti yang ringan (rukhsoh) bahkan meskipun berturut-turut (juga boleh ) menurut apa yang dikatakan oleh imam izzuddin bin abdi salam dan lain-lainnya.

4. Hamisy Ianatu al-Tholibin, II : 59
وَحِيْنَئِذٍ تَقْلِيْدُ أَحَدِ هَذَيْنِ الْقَوْلَيْنِ أَوْلىَ مِنْ تَقْلِيْدِ أَبِيْ حَنِيْفَةَ.
Artinya:
Dengan demikian, mengikuti salah satu dari dua pendapat ini lebih baik dari mengikuti madzab abi hanifah.

5. Al-Fawaidu Al-Madaniyah al-Qubro
إِنَّ تَقْلِيْدَ الْقَوْلِ أَوِ الْوَجْهِ الضَّعِيْفِ فِي الْمَذْهَبِ بِشَرْطِهِ أَوْلىَ مِنْ تَقْلِيْدِ مَذْهَبِ الْغَيْرِ لِعُسْرِ اجْتِمَاعِ شُرُوْطِهِ .
Artinya:
Mengikuti pendapat atau wajah dhoif  didalam madzabnya dengan syarat-syaratnya, itu lebih utama dari pada mengikuti madzab-madzab lain, karena mengumpulkan sarat-saratnya.

6. Jamur Risalatain Fi taaddudil Jumatain, hal. 14
الْقَدِيْم أَيْضًا أَنَّ أَقَلَّهُمْ اثْنَا عَشَرَ اهـ. ثُمَّ إِنَّ تَقْلِيْدَ الْقَوْلِ الْقَدِيْمِ أَوْلىَ مِنْ تَقْلِيْدِ الْمُخَالِفِ ِلأَنَّهُ يَحْتَاجُ أَنْ يُرَاعِيَ مَذْهَبَ الْمُقَلَّدِ بِفَتْحِ اللاَّمِ فِي الْوُضُوْءِ وَالْغُسْلِ وَبَقِيَّةِ الشُّرُوْطِ، وَهَذَا يَعْسُرُ عَلىَ غَيْرِ الْعَارِفِ، فَالتَّمَسُّكُ بِأَقْوَالِ اْلإِمَامِ الضَّعِيْفَةِ أَوْلىَ مِنَ الْخُرُوْجِ إِلىَ الْمَذْهَبِ الآخَرِ.
Artinya:
Taqlid (mengikuti) pendapat qoul qodim itu lebih baik dari pada mengikuti madzab yang berbeda dengan (madzabnya). Karena itu memerlukan menjaga madzab yang diikutinya. Dalam wudlu, mandi dan semua syarat-syarat. Hal ini sulit bagi selain yang mengetahui. Maka berpegang teguh kepada pendapat-pendapat imanya yang dhoif  itu lebih baik dari pada keluar  menuju madzab yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers